Hello.

(PT.SELA)PT.Samudra Energi Lestari Alam, agen resmi bbm solar industri yang berdomisili di kota Jambi.JL.Lingkar Selatan RT.24 Kel.Paal Merah Lama, Jambi Selatan, Kota Jambi, Telepon/FAX : (0741) - 5918631.

Kenaikan Harga BBM di November Disebut Tak Tepat

Jumat, 17 Oktober 2014

Kenaikan Harga BBM di November Disebut Tak Tepat


Premium Langka, SPBU Ini Diserbu Pengendara
Namun menurut Pertamina hal itu bukan karena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melainkan pengaturan kuota yang mulai diberlakukan Pertamina, Jakarta, Rabu (27/8/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

 Jakarta - Kenaikan harga BBM bersubsidi masih menjadi permasalahan yang ditunggu oleh masyarakat dan kalangan pengusaha. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ditantang untuk berani menaikan harga BBM demi mengurangi beban keuangan negera.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, BBM merupakan salah satu masalah besar yang akan dihadapi oleh pemerintahan Jokowi. Namun kenaikan harga BBM subsidi ini bukan menjadi satu-satu solusi untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan.

"Akumulasi defisit transaksi berjalan kita disebabkan oleh 2 hal besar, salah satunya persoalan migas yang kalau dibereskan pun belum tentu akan selesai. Persoalan defisit transaksi berjalan solusinya tidak hanya dari itu, karena dia hanya salah satu sumber persoalan. BBM ini kita tidak ada ruang untuk menghindari," ujarnya dalam diskusi Bedah Tuntas Solusi Defisit Transaksi Berjalan di Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Dia bahkan menilai saat ini bukan menjadi momen yang tepat untuk menaikkan harga BBM. Alasanya karena saat ini ekonomi sedang bergerak turun dan banyak tekanan global.

"Mencari harus mencari titik optimum melakukan kenaikan harga  BBM. Tapi jangan terlalu besar karena akan memukul balik dia," lanjutnya.

Oleh sebab itu, pemerintahan Jokowi harus mencari moment yang tepat untuk menaikkan harga BBM ini. Pemilihan waktu yang cocok dapat mencontoh menaikkan harga BBM pada masa orde baru.

"Saat orde baru, itu naiknya pada april waktu panen raya saat harga-harga bagus jadi kenaikan tidak besar dampaknya. Atau saat Oktober waktu panen berikutnya. Masalah BBM ini tidak hanya sekedar naik atau turun, harus ada rancangan yang cerdas," tandasnya.


Sumber: Liputan6

Ini Cara Kerja Sistem Satelit Pemantau Ekspor Batu Bara

Ini Cara Kerja Sistem Satelit Pemantau Ekspor Batu Bara


Batu Bara
(FOTO:Antara)

Jakarta - Pemerintah berencana mengaplikasikan teknologi satelit untuk memantau kegiatan tambang batu bara dan menekan angka penyelundupan batu bara.

Direktur Jenderal Mineral Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), R. Sukhyar menuturkan, teknologi satelit yang akan dikembangkan tersebut mencontek dari China. Sistem yang akan digunakan menggunakan Global Positioning System (GPS) yang diletakkan pada truk dan kapal pengangkut batu bara.

"Jadi secara teknis kami bisa mengetahui pergerakan truk," kata Sukhyar, dalam Seminar Nasional Teknologi Sistem Pamantauan Batu Bara di Indonesia, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Sukyar menambahkan, selain bisa mematau pergerakan angkutan batu bara, penimbangan batu bara juga akan dipantau secara online. Dengan begitu, jumlah batu bara yang diekspor akan dikirim oleh sistem ke Direktorat Jenderal Mineral Batu Bara dan Bea  Cukai.

"Menimbang batu bara itu terdeteksi. Angkanya terdeteksi secara onlineke sistem. Baik dari pelabuhan ke minerba ataupun ke instansi lain seperti bea cukai atau kementerian Keuangan," ungkapnya.

Namun, menurut Sukhyar, sistem tersebut belum bisa diterapkan dalam waktu dekat karena pemerintah akan melakukan kajian terlebih dahulu. Pasalnya, kondisi China berbeda dengan Indonesia.

"Kementerian Riset dan Teknologi dan kementrian ESDM sudah berkunjung melihat praktik ini di Mongolia dan hari ini tentu kami belum secara resmi memutuskan teknologi itu. Kami lihat dulu dengan kondisi alam, kepulauan dengan kondisi di Indonesia yang begitu kompleks. Biarkan dulu kondisi ini melihat format yang feasible," pungkasnya. 


Sumber:Liputan6

Berantas Penyelundupan Batu Bara, Pemerintah Gunakan Satelit

Berantas Penyelundupan Batu Bara, Pemerintah Gunakan Satelit


Batu Bara
(FOTO:Antara)

Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana menggunakan teknologi satelit untuk mengawasi tata kelola batu bara sekaligus memberantas ekspor batu bara ilegal.

Deputi Bidang Jaringan Iptek Kementerian Riset dan Teknologi, Agus R Hotman mengatakan, sistem pengawasan batu bara dengan menggunakan teknologi satelit sudah diaplikasikan oleh pemerintah China. 

"Dengan teknologi satelit, Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berhasil menekan angka kehilangan batu bara di negerinya," kata Agus, dalam Seminar Nasional Teknologi Sistem Pamantauan Batu Bara di Indonesia, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia pun ingin mengaplikasikan teknologi tersebut. Diharapkan, dengan diterapkannya di Indonesia, pencatatan angka produksi dan eskpor batu bara dapat berjalan dengan efektif sehingga mendapatkan hasil memuaskan sekaligus bisa menekan penyelundupan.

"Sistem ini diharapkan mewujudkan pencatatan angka produksi dan ekspor yang efektif," tuturnya.

Untuk memastikan sietem ini cocok diterapkan di Indonesia, Agus melanjutkan, maka harus ada kajian yang mendalam dengan seluruh pemangku kepentingan.


sumber:Liputan6

RI Kehilangan Rp 18,3 Triliun Akibat Aksi Penyelundupan Batu Bara

RI Kehilangan Rp 18,3 Triliun Akibat Aksi Penyelundupan Batu Bara


Batu Bara
(Foto: Antara)

 Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat setiap tahun Indonesia kehilangan US$ 1,5 milar atau setara Rp 18,3 triliun (kurs: Rp 12.232/US$) akibat aksi penyelundupanbatu bara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R. Sukhyar mengatakan, jumlah batu bara ilegal yang diselundupkan ke luar negeri mencapai 30 juta-40 juta ton.

"Ini angkanya bermacam-macam ada sektiar 40-30 juta ton," kata Sukhyar dalam Seminar Nasional Teknologi Sistem Pemantauan Batu Bara di Indonesia', di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Sukhyar mengungkapkan, jika jumlah tersebut diuangkan maka negara kehilangan potensi penerimaan sebanyak US$ 1,2 miliar sampai US$ 1,5 milar

Menurut Sukhyar, biasanya penyelundupan batu bara dilakukan oleh perusahaan tambang kecil pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). 

"Dari 10 ribu IUP, ada 50 persen dari jumlah total dari batu bara ini tidak terawasi dengan baik. Mereka lewat sungai dimasukkan di tengah laut," tuturnya.

Sedangkan penyelundupan batu bara oleh perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) kemungkinannya sangat kecil.

 "kalau perusahaan yang memang kontrak tidak masalah dia punya rencana kerja tahunan. Kami pantau terus produksinya, pengapalannya kita pantau. Apalagi ada ET (Ekspotir Terdaftar) semua bayar royalti di depan," ungkapnya.

Demi menekan angka penyelundupan, pemerintah ingin memperbaiki sistem pengawasan dengan memanfaatkan teknologi satelit. Dengan begitu seluruh kegiatan tambang batu bara akan terpantau.

"Kami  ingin memperbaiki sitem pengawasan dengan lebih baik pakai teknologi satelit, titik pelabuhan pengembangan online sistem, kita inginkan sehingga produks kita bisa deteksi dengan baik," pungkasnya. 


sumber:Liputan6

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Hampir Jatuh ke US$ 80 per Barel

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Hampir Jatuh ke US$ 80 per Barel


Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

New York - Harga minyak mentah terus mengalami penurunan dan terus-menerus menyentuh level terendah namun akhirnya mampu naik kembali. Penurunan tersebut karena lemahnya permintaan sehingga menyebabkan pasokan berlebih. 

Mengutip CNBC, Kamis (16/10/2014), harga minyak mentah jenis Brent sempat menyentuh level US$ 41 per barel, namun mampu naik kembali ke level US$ 84 per barel. 

Pada perdagangan sebelumnya atau pada Selasa, (14/10/2014), harga minyak mengalami penurunan harian terbesar dalam tiga tahun terakhir setelah  The West's Energy Watchdog memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk tahun ini dan tahun depan. 

Harga minyak sempat menyentuh penurunan sebesar US$ 4 per barel pada perdagangan Selasa lalu. Penurunan terbesar selama lebih dari dua tahun karena kurangnya permintaan telah terbukti. 

Salah satu penyebab penurunan harga minyak mentah ini karena keengganan dari anggota OPEC untuk memangkas produksinya. Para produsen minyak terutama Arab ngotot untuk mempertahankan pangsa pasar sehingga tidak mendukung harga untuk terus bertahan di level atas. 

"Saya rasa para anggota OPEC akan melihat realisasi harga minyak saat ini sehingga bisa mengelola produksi mereka. Namun saya kira OPEC sendiri tidak bisa berbuat banyak dengan apa yang telah terjadi saat ini," jelas Peneliti Senior Energy Management Institute, New York, Amerika Serikat, Dominick Chirichella.



Sumber:Liputan6

Harga Pertamax Naik Rp 200 per Liter di Pertengahan Oktober

Harga Pertamax Naik Rp 200 per Liter di Pertengahan Oktober

SPBU Pertamina
(Foto: Pebrianto Wicaksono/Liputan6.com

 Jakarta - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax 92 sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 11.100 per liter di pertengahan Oktober ini.

"Pertamax naik tadi pagi, kalau pertamax plusnya tetap tetap Rp12.200 per liter," kata seorang petugas SPBU 34-12902 Nur Fitriyana di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12902, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Hal tersebut ternyata tidak dilakukan oleh operator asing yang berbisnis ritel BBM. Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di SPBU Total kawasan Warung Buncit belum melakukan penyesuaian harga di pertengahan Oktober ini. 
SPBU milik perusahaan minyak dan gas (migas) asal Prancis itu masih membanderol BBM non subsidi bermerek Performance 92 atau setara Pertamax seharga Rp 11.775 per liter dan Performance 95 Rp 12.100 per liter.

"Belum ada perubahan harga, masih sama saja," tutur Mustakim

Sedangkan perusahaan migas asal Belanda  Shell Indonesia masih dibanderol  BBM non subsidi bermerek Shell Super seharga Rp 10.700 per liter dan V-Power Rp 12.200 per liter. Namun saat ditanya soal perubahan harga, seorang petugas SPBU Shell Sadikin tidak mau berkomentar.

"Maaf kalau mau nanya perubahan langsung saja ke perusahaan. Kami tidak bisa kasih (keterangan)," tegas Sadikin.



sumber:Liputan6

Energi Nuklir di Bangka Bisa Hasilkan Listrik 10 Ribu MW

Energi Nuklir di Bangka Bisa Hasilkan Listrik 10 Ribu MW


PLTN
Ilusrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: batan.go.id)

Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) menyebutkan calon tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)di Bangka Selatan dan Bangka Barat diperkirakan dapat menghasilkan listrik 10 gigawatt (GW) atau setara 10 ribu megawatt (MW)

Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Batan, Eko Madi Parmanto mengatakan, Indonesia dalam hal ini Batan telah menguasai teknologi pengolahan pemisahan Uranium dan Thorium terutama dari monasit hasil aktivitas pertambangan timah di Bangka, sehingga didapatkan Logam Tanah Jarang oksida yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
"Logam tanah jarang sangat dibutuhkan sebagai magnet untuk industri elektronik dan mesin," kata Eko di Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Eko mengungkapkan, saat ini sedang terjadi penurunan pasokan logam tanah jarang akibat perlindungan ekspor dari negara pemasok logam tanah jarang terbesar di dunia, yaitu China. 
Untuk itu di tahun depan, Batan bekerjasama dengan PT Timah Tbk (TINS) akan mendirikan Pilot Plant Pengolahan Monasit di Bangka untuk meningkatkan nilai keekonomian dan mengurangi pencemaran lingkungan radioaktif di sekitar wilayah pertambangan.

Menurut Eko, kegiatan penelitian dan pengembangan pada eksplorasi, penambangan, dan pengolahan uranium dan thorium merupakan bagian dukungan program PLTN di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Berdasarkan statisik 2013, kapasitas pembangkit listrik hanya 47 GW yang menghasilkan 17 miliar kWh, untuk melayani 250 juta penduduk Indonesia. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2014, kebutuhan listrik tersebut pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 115 GW.

"Sehingga walaupun energi baru lainnya, seperti solar, mikro-hidro, angin, panas bumi telah dioptimalkan, penggunaan energi nuklir tidak dapat dihindari," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini sedang dibangun calon tapak PLTN Bangka Selatan dan Bangka Barat diperkirakan dapat menghasilkan listrik 10 GWe. "Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat ini sedang mempersiapkan sebuah Buku Putih untuk mempercepat pembangunan PLTN berkapasitas 5.000 MW di Bangka Belitung pada 2014- 2024," pungkasnya.



sumber:Liputan6

 
Agen Resmi BBM Solar Industri © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions